Mengasuh VS Mengendalikan



July 08

Mungkin anda sebagai orangtua tidak mengetahui apa yang anda lakukan terhadap anak anda akan terekam dan menjadi suatu real model untuk kehidupan anak kita di masa depannya.

Nah, saya akan coba menjabarkan apakah anda termasuk orangtua yang mengendalikan atau mengasuh anak anda, karena perbedaannya sangatlah tipis.

Mengendalikan
- Pemerasaan Emosional
‘ lakukan apa yang bunda minta, kalo enggak bunda marah’
Mengasuh
- Pertukaran Emosional
‘ mari kita lakukan ini secara efektif supaya bunda dan adek sama-sama senang ‘

Mengendalikan
- Membangkitkan rasa bersalah
‘ Bagaimana mungkin kamu tega lakukan itu setelah semua yang bunda lakukan untukmu?’
Mengasuh
- Membangkitkan Komitmen
‘ bunda ingin tau alasan kenapa kau lakukan itu dan kau sudah mengetahui akibat dari perbuatan itu pada dirimu,’

Mengendalikan
- Sogokan
‘ lakukan apa yang bunda inginkan, nanti adek bunda kasih hadiah.’
Mengasuh
- Dorongan
‘ Cobalah adek lakukan ini, dan lihat apakah adek senang atau tidak.’

Mengendalikan
- Kekuataan dan Kekuasaan
‘ Diam, dan lakukan apa yang bunda minta!’
Mengasuh
- Cinta dan keadilan
‘menurut bunda, adek harus lakukan itu karena nanti adek pasti menyukainya, tapi terserah adek kok.’

Mengendalikan
- Penghinaan
‘adek ngak pintar, nggak mau nurut sama bunda’
Mengasuh
- Penegasan
‘ kalo adek nurut sama bunda, bunda jamin adek juga senang.’

Sumber: Dibson JC : Parenting isn’t for coward (1987)

Nah, beda tipis khan? Jujur aja deh Saya aja kadang-kadang masih mengatakan kalimat-kalimat mengendalikan diatas. Mohon dimaklumi namanya juga manusia, banyak khilafnya. Tapi setidaknya saya sudah mulai belajar membedakannya daripada menyesal dikemudian hari. Iya Nggak ?

Beberapa Saran Agar Anak Mencapai Sukses

Nih, ada tips lagi buat bunda-bunda dirumah

1. Hindari menekankan anak anda dalam hal menang atau kalah
2. Jangan memaksa anak anda terlalu keras untuk berlatih
3. Tekankan kenikmatan berhasil
4. Berikan dorongan dan sikap optimis penuh harapan
5. Dorong pertumbuhan minat lain
6. Dorong kemandirian dan penerimaan tanggungjawab dalam mengambil keputusan
7. Jangan terlalu mencampuri wewenang guru, instruktur, pelatih anak anda
8. Bantu anak anda mempertahankan sebuah perspektif yang sehat
9. Dorong anak anda bermain untuk dirinya sendiri bukan untuk anda atau oranglain
10. Perbolehkan anak menentukan standar keunggulannya sendiri
11. Pisahkan kegagalan berprestasi dengan kegagalan pribadi.

Sumber : Rotella, RJ & Bunker (1987)

Yah semoga aja berguna, walaupun cara mendidik dan mengasuh anak setiap orang berbeda. Tapi saya yakin semuanya setuju jika anak adalah titipan Yang Maha Kuasa, jadi jagalah titipan itu dengan baik and let’s make our child smile everyday….

Stttttttt….. apa anda sudah benar-benar siap punya anak? He.he..

Cheers
Bunda Rie

Komentar

Anonim mengatakan…
sayang, wempi masih blon puya anak...
Riri mengatakan…
Buruan atuh Bang... ( ntar keduluan bunda lagi deh..he..he )
Anonim mengatakan…
Tips ini kalo buat Aki barangkali cocoknya buat cucu klai ye ?? Salam ....
Riri mengatakan…
wah...aqie...gaul abiezzzz.... top..
Anonim mengatakan…
ada batasannya juga ya? kalo dah keburu atau emosi gak mikir lagi deh.
Riri mengatakan…
namanya juga manusia..bunda juga sering begitu... jadi sama-sama belajar yach...sabar bu..sabar bu..he..hee
Anonim mengatakan…
Kuncinya memang kesabaran orang tua, saat orangtua sudah emosi, maka hilanglah semua teori yang ada. Yang ada hanyalh luapan emosional.
Anonim mengatakan…
artikelnya menarik dan bertambah lagi pengetahuan tentang pola asuh anak yang baik.

Postingan populer dari blog ini

Maafkan Bunda Ya?

Surat Untuk Diriku di Masa Depan

Sudut Balikpapan Yang Bunda Suka